Memasang Linux Mint 11 (Katya) dan Windows 7 agar Dual Boot di Netbook: Kenapa (1)

Ini bukan tutorial profesional, namun lebih tepatnya pengalaman dan curhatan saya dalam memasang Linux Mint 11 dan Windows 7 dan menjadikan netbook saya bisa dual boot.

Well, semua ini bermula saat Negara Api menyerang :S Er… maksudnya saat Windows 7 saya (bajakan) yang terpasang di netbook terdeteksi kepalsuannya oleh Microsoft X) Entah kapan tepatnya saya kurang tahu, barangkali saat terhubung ke WiFi pubic *eh maksudnya public*, tanpa saya sadari Windows 7 saya melakukan pemutakhiran, akibatnya ketidakasliannya jadi terdeteksi. Padahal saya yakin benar saya sudah mematikan fitur pemutakhiran otomatis *ibarat bangkai mau dibungkus gimana akan tercium jua baunya*. Saya tidak mempermasalahkan wallpaper yang tak dapat dipasang ataupun tulisan “This copy of Windows is not genuine” yang bertengger di pojokan layar *agak malu juga sih :”)* Namun yang paling mengganggu adalah jendela yang selalu muncul tiap netbook dinyalakan membuat tangan saya lelah mengeklik untuk menutupnya -_-”

Saya mengingat dan menimbang berbagai hal sebelum akhirnya memutuskan untuk memasang dua sistem operasi sekaligus dalam netbook hina ini *isinya aja yang file hina, yang pake enggak dong :”>*. Saat saya membeli netbook ini, saya minta dipasangkan Windows 7, sayangnya saya lupa memerinci alokasi harddisk yang akan dipartisi jadi drive C: , D: , E: . Dan yang saya dapatkan adalah, C: dan D: dibagi sama rata, masing-masing sebesar 150 GB *jir kegedean -,-*. Sebenarnya partisi harddisk dapat di-resize tanpa harus kehilangan data di dalam partisi tersebut. Namun saya memilih untuk sekalian partisi ulang dan install ulang. Di samping itu, saya merasa perlu mengamankan Windows 7 dari sambungan ke internet, agar tak lagi terdeteksi kepalsuannya *fufufufu :B*. Caranya ya dengan menggunakan Linux saat tersambung, bukannya Windows.

OS Linux yang saya incar mulanya adalah Ubuntu. Yah karena ialah distro Linux saya paling familiar dengan. Saat SMA saya pernah memesan gratis dari internet dan mencoba Ubuntu dan Kubuntu 9.04 (Jaunty Jackalope) dan 9.10 (Karmic Koala) serta Open Solaris entah versi berapa. Yang berhasil saya install kala itu cuma Ubuntu 9.04, itu pun dengan WUBI. Ubuntu adalah OS Linux terpopuler, jadi saya pikir kalau pake itu aplikasi apa saja bakal mendukung. Namun dengan saran dari anak STAN IC, kemudian pilihan jatuh ke Linux Mint yang file ISO-nya juga saya dapat dari mereka. Karena Linux Mint 11 (Katya) adalah turunan dari Ubuntu 11.04 (Natty Narwhal) maka katanya aplikasi Natty apapun bisa dipasang ke Katya.

Bersambung ke postingan berikutnya, minggu depan 😉

About mawandar

A humanoid interface of the Integrated Data Sentient Entity

Tinggalkan komentar